Sumbar Bersuara – Sejarah jalur pendakian Gunung Kerinci kini mencatat babak baru. Di tahun 2025, Sumatera Barat akhirnya memiliki jalur resmi menuju puncak gunung tertinggi di Sumatera, yakni melalui Kabupaten Solok Selatan, tepatnya di Nagari Bangun Rejo, Kecamatan Sangir. Kehadiran jalur ini menjadi pelengkap bagi jalur pendakian yang sebelumnya hanya dikenal melalui Kersik Tuo di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.
Awal mula jalur ini dibuka tidak lepas dari kerja bersama TNI melalui program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-125 yang dimulai pada Juli 2025. Dalam program tersebut, akses jalan menuju hutan Kerinci diperkuat: 2.328 meter jalan wisata diperkeras dengan lebar tujuh meter, dilanjutkan dengan pengerasan lanjutan sepanjang 435 meter, pembukaan 1.525 meter jalan wisata baru, serta jalur trekking sepanjang sembilan kilometer yang membelah rimba Kerinci. Hasilnya, akses yang dulunya ditempuh empat hari tiga malam kini bisa diringkas menjadi dua hari satu malam saja.
Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) mencatat, jalur baru ini memiliki karakter yang berbeda dari Kersik Tuo. Jika di Jambi pendaki harus melewati ladang masyarakat sebelum benar-benar masuk ke kawasan hutan, maka dari Bangun Rejo para pendaki langsung berhadapan dengan rimba tropis yang masih alami. Kontur jalannya pun lebih landai, sehingga menawarkan sensasi perjalanan yang ramah bagi banyak kalangan.
Keunggulan lainnya, jalur ini masih relatif sepi sehingga kebersihan dan keasriannya terjaga. Para pendaki akan menjumpai hutan lumut yang memesona, sesuatu yang menjadi daya tarik tersendiri dari lintasan Solok Selatan. Untuk mendukung perjalanan, delapan shelter disediakan di sepanjang jalur meski sebagian masih dalam tahap penyempurnaan.
Namun, karena statusnya sebagai jalur baru, pihak TNKS dan pemerintah daerah mengimbau agar para pendaki tidak berjalan sendiri. Keterlibatan pemandu dan porter lokal sangat dianjurkan demi keselamatan, sekaligus menjadi bentuk pemberdayaan masyarakat sekitar. Melalui kelompok sadar wisata dan komunitas pendaki yang tergabung di visitor center, pendaki bisa memperoleh layanan pemanduan resmi.
Keterlibatan banyak pihak—mulai dari pemerintah daerah, TNI, TNKS, hingga komunitas pecinta alam—membuat jalur ini lahir bukan hanya sebagai akses wisata, tetapi juga simbol kebersamaan. Seperti yang ditegaskan Sekretaris Daerah Solok Selatan, Syamsurizaldi, jalur tracking ini menjadi ikon TMMD sekaligus sejarah baru bagi dunia pendakian Kerinci.
Dengan demikian, Gunung Kerinci kini tidak hanya bisa disapa dari Jambi, tetapi juga dari ranah Minangkabau. Bangun Rejo menjadi pintu masuk baru yang menghadirkan pengalaman berbeda: hutan yang lebih perawan, perjalanan yang lebih singkat, dan atmosfer pendakian yang benar-benar segar.