Sumbar Bersuara – Hujan lebat yang mengguyur kawasan Alahan Mati Hilia, Kabupaten Pasaman, pada Rabu (3/9) sore, memicu meluapnya Sungai Batang Pulan. Akibatnya, banjir merendam lahan pertanian, permukiman warga, hingga merusak akses vital masyarakat di sekitar bantaran sungai.
Sedikitnya 20 hektare sawah yang baru selesai ditanami padi terendam air. Para petani kini dihantui rasa cemas karena tanaman muda yang baru tumbuh terancam gagal panen. Selain itu, beberapa rumah warga di sekitar aliran sungai ikut terdampak, memaksa keluarga berjaga sepanjang malam untuk mengantisipasi kemungkinan banjir susulan.
Derasnya arus juga menghanyutkan sebuah jembatan darurat yang selama ini menjadi jalur utama masyarakat. Jembatan tersebut menghubungkan Kampung Marapak, Kejorongan Guguak Salareh Aia, dan Nagari Alahan Mati Hilia. Kehilangan akses ini membuat warga kesulitan menjalankan aktivitas sehari-hari, seperti menuju sekolah, pasar, maupun ladang. Padahal, jembatan permanen di lokasi itu masih dalam tahap pembangunan.
Walaupun tidak ada korban jiwa, kerugian materi ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Warga berharap pemerintah daerah segera turun tangan untuk memperbaiki akses transportasi dan membantu pemulihan lahan pertanian agar dampak yang dirasakan masyarakat tidak semakin parah.